Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Kidung Kerubim (Yunani: Χερουβικον Kherubikon)
#1
Kidung Kerubim atau Kherubikon adalah salah satu kidung yg terdapat dlm liturgi suci dalam tradisi Siria-Byzantine yg kita temukan dalam teks liturgi Basilius Agung dan Yohanes Krisostomos.

Salah satu ungkapan menarik dari teks kidung ini adalah:
"Kita yang secara rahasia menggambarkan Kerubim…"

Dalam terjemahan bahasa Indonesia, teks ini sedikit mengalami distorsi pengertian, distorsi semacam ini adalah wajar dalam proses menerjemahkan sebab tiap bahasa ada keterbatasan kosakata yg digunakan.

Makna teologis:

Kita dikatakan "menggambarkan" itu bukan diartikan secara literal seperti melukis atau mencoret kertas menghasilkan suatu karya seni. Tetapi kita yangg sedang liturgi di sini, yaitu di dunia yg nampak ini sedang merepresentasikan atau merefleksikan bagaimana para kerub ini sedang berliturgi di sekitar takhta Allah, sesuai apa yg dilihat oleh Nabi Yesaya.

Jadi apa yang sedang kita ibadahkan di dunia adalah bayangan ibadah di sorga. Apa yang kita lakukan di sini secara nampak adalah sama dengan apa yang di sorga yang tak nampak.

Namun kita tidak bisa menjelaskan bagaimana dan seperti apa, karena hal ini misteri dan bersifat sakramental sebab ini terkait dengan Ekaristi.

Selanjutnya, dituliskan dalam teks kidung ini bahwa kita:
"…mengidungkan kidung trisuci…"

Kidung trisuci dalam bahasa Yunani disebut Trisagion, yang dalam teks awalnya sebagai berikut:

"Agios o Theos, Agios Iskhyros, Agios Athanatos, eleison ymas" (Allah Mahakudus, Sang Kuasa Mahakudus, Sang Baka Mahakudus, kasihanilah kami).

Dengan demikian, inti dari penyembahan atau liturgi dalam Gereja Timur adalah Allah sendiri, yang dalam diri Allah ini bersemayam hypostasis atau qnoma Firman Allah dan Roh Allah, yang dirumuskan dengan istilah Trinitas atau Triados. Karena itu teks kidung ini menuliskan:

"…kepada Sang Tritunggal yang memberi hidup…"

Penyembahan kepada Allah ini tidak dapat ditawar atau diotak-atik, sebab memang Allah adalah sumber dari segala sesuatu:

di sorga dan di bumi, yang nampak dan tak nampak,

hanya Allah yang Mahakuasa dan kepada-Nya kita beriman dan menggantungkan hidup kita, dan pengakuan iman akan Allah ini yang menjadi hal utama dalam Gereja, sesuai pengakuan iman kita:

"Pistevo en ena Theon, Pater Pantokratora…" (Aku percaya kepada satu Ilah: Sang Bapa Mahakuasa).

Jadi kidung Gereja bukan disusun atas dasar keinginan emosional manusia belaka, tetapi sesungguhnya semua bagi Allah dan dari Allah, dan kepada-Nya kita menghaturkan puji syukur dan sembah. Amin.
  


Forum Jump:


Users browsing this thread:
1 Guest(s)