Thread Rating:
  • 0 Vote(s) - 0 Average
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
Api Penyucian dalam Pemahaman Gereja Orthodox
#1
Dijelaskan oleh St. Teofanes Sang Pertapa, bahwasanya hidup orang Kristen akan selalu berada di dalam api penyucian agar dosa² ini dirontokkan, dan api penyucian dalam hidup ini adalah lewat pergumulan, penderitaan, kepahitan dan air mata, yang digambarkan dalam wujud pemisahan antara orang tua dan anak, untuk menjelaskan sedemikian beratnya hidup di dalam Kristus.

Setali tiga uang dengan Markus dari Efesus, "api penyucian" dalam pemahaman Gereja Orthodox adalah kehidupan kita sekarang ini di dunia.

Api penyucian jiwa setelah mati itu dapat ditelusuri dari ajaran Valentinus, murid Paulus yang akhirnya jadi pengikut Gnostik.

Valentinus mengajarkan bahwa yang diselamatkan adalah roh dan bukan tubuh, namun roh ini mengalami hambatan karena jiwa manusia yang masih punya hutang dosa. Jadi sebelum roh ini masuk sorga, jiwanya harus disucikan terlebih dahulu tergantung dosa apa yg dibuatnya.

Kapan terjadinya api penyucian ini?
Ketika seseorang memberikan dirinya manunggal dalam Kristus yang mana baptisan adalah pintu gerbang dari pemanunggalan itu.

Apa tandanya kalau sedang terjadi?

Saat menjadi Kristen, lalu masalah² yang tidak kita buat² sendiri, datang silih berganti bertubi², itulah ujian terhadap iman sebagai api penyucian, yang menurut Yakobus akan menghasilkan ketekunan dan tahan uji.

Basilius Agung menjelaskan pergumulan hidup sebagai ikan yg berani melawan arus air (dunia).

Dalam kajian Teofanes juga, seringkali orang menolak bahkan mundur dari iman Kristen pada akhirnya, karena melihat sandungan dan gangguan di jalan.

Yang dia cari bukan Kristus, tetapi yg dicari kenyamanan dan ketenangan, dan inilah kedok baru yang dimanfaatkan si jahat.

Seringkali kenapa orang enggan menjadi Kristen, memang di satu sisi (eksternal), orang Kristen bersikap kurang pantas dalam berpraxis, di sisi internal, orang tsb mencari kenyamanan dalam bergereja, apa yang dia anggap gereja adalah apa yang memberi ketenangan dan kenyamanan "rasa" dan "emosi" yang bukan ketenangan sesungguhnya.

Orang² yang sungguh² mencari kebenaran ilahi, tidak akan menghiraukan lingkungan eksternal sekalipun memang ruwet bukan main. Karena dia tahu lingkungan bukan alasan untuk mengusik dirinya, dia sadar bahwa sumber segala sesuatu adalah Kristus. Sumber hidupnya adalah Sang Pokok Anggur. Pergolakan dan keruwetan itu terjadi pada carang yang dicangkokkan, bukan pada pokok.

Jadi berbeda dengan purgatorium Katolik Roma, dalam Orthodox api penyucian sudah dimulai pada saat kita hidup dan dibaptis, bukan saat kita mati.
  


Forum Jump:


Users browsing this thread:
2 Guest(s)